Tampilkan postingan dengan label Smart Parent. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Smart Parent. Tampilkan semua postingan
21 Mei 2020

MENCIPTAKAN AKTIVITAS SERU DAN BERMANFAAT BERSAMA KELUARGA DI BULAN RAMADHAN

kegiatan-positif-selama-ramadhan-dan-covid19

Sudah dua setengah bulan wabah virus corona menyerang negeri tercinta. Virus ini begitu menakutkan karena persebarannya yang begitu cepat. Kondisi ini diperparah dengan perilaku sebagian masyarakat yang abai terhadap kebijakan pemerintah, seperti masih santai-santai di warung kopi, bergerombol dan tidak memakai masker. Kedisiplinan perilaku masyarakat sangat diperlukan agar virus corona tidak menular dengan cepat.

Kita semua prihatin atas kondisi ini. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dan dan berbagai elemen masyarakat untuk bahu membahu memutus persebaran virus ini agar kasus yang terjadi tidak semakin bertambah. Salah satu bentuk upayanya dengan diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di beberapa provinsi dan kota besar di Indonesia.

13 Februari 2020

Inilah Referensi Kumpulan Nama Bayi Laki-laki Sunda Beserta Maknanya

sumber : tentangnama.com


Anak Sebagai Anugerah Terindah

Anak merupakan sebuah anugerah paling indah yang diberikan Allah SWT pada setiap pasangan suami istri. Itu sebabnya, kita harus pandai-pandai bersyukur karena telah dikaruniai seorang anak. Kalau kita lihat, masih banyak pasangan suami istri yang sudah lama menikah tapi belum juga dikaruniai seorang momongan. 

Saat Allah menganugerahkan momongan tentu kebahagiaan akan terpancar dalam keluarga menyambut si kecil yang telah lahir. Bagi umat muslim, tugas orangtua pertama kali adalah mengadzani bayi di telinga kanan dan menyerukan iqomah di telinga kirinya dengan suara yang lembut. dan penuh kasih sayang.

14 November 2018

PENTINGNYA KEBERSAMAAN AYAH DAN ANAK

http://renidwiastuti.com/2018/11/pentingnya-kebersamaan-ayah-dan-anak.html

Di jaman yang serba sibuk ini, kehadiran orangtua secara intens bagi anak semakin berkurang. Apalagi bila kedua orangtua bekerja dari pagi hingga petang. Belum lagi waktu pergi-pulang ke tempat kerja yang menyita waktu.

Beruntung bagi kami yang jarak rumah dan tempat kerja tidak terlalu jauh. Aku membutuhkan waktu paling lama 15 menit untuk sampai di tempat kerja, naik speda motor dengan kecepatan 45 km/jam. Sementara suami paling hanya memghabiskan waktu separuhnya saja, 7 menit sudah sampai di kantornya. Tentulah kondisi ini kami syukuri banget.

Bagaimana tidak, saya sering membayangkan para pencari nafkah yang memerlukan waktu berjam-jam untuk sampai tempat kerjanya.Berangkat jam 5 pagi atau bahkan sebelumnya, disaat anak-anak belum bangun dari tidurnya dan tiba di rumah di saat anak-anak sudah terlelap dalam mimpinya. Yaa itulah perjuangan orangtua dalam mencari nafkah untuk keluarganya.

Lalu, kapan mereka punya waktu untuk anak-anak? Apakah mereka memiliki play time (waktu bermain) dengan anak-anak? Tentu sebagian dari mereka memanfaatkan saat-saat weekend untuk berkumpul bersama keluarga.

Bermain bersama ibu, bagi anak-anak sudah biasa. Karena ibunyalah yang mengandung, melahirkan, merawat, mengasuh dan mengurusi segala tetek bengek urusan anak-anak.


http://renidwiastuti.com/2018/11/pentingnya-kebersamaan-ayah-dan-anak.html

Bermain bersama ayah? Saya kira ini belum banyak jumlahnya dibanding yang pertama. Tentu dengan alasan yang sangat klasik, ayah sibuk bekerja. Padahal kebersamaan antara ayah dan anak sangat penting dalam tumbuh kembang seorang anak.

Ayah jangan hanya ada secara biologis saja. Apalagi para ayah yang memiliki anak perempuan. Mereka nantinya akan menerapkan standar terhadap lelaki yang kelak dipilihnya dengan melihat perilaku ayahnya sejak dia kecil.

Ayah harus hadir secara penuh, baik fisik maupun emosional. Tentu akan sangat berkurang makna dan kualitasnya saat ayah mendampingi anak tapi sibuk dengan gadget-nya.
30 Mei 2018

NUTRISI TEPAT SEBAGAI SOLUSI TERBAIK ALERGI PADA ANAK

Beberapa hari yang lalu ada tetangga dekat rumah yang baru pindah dari Sumenep. Mereka keluarga muda dengan satu anak. Kepindahannya ke Gresik karena sang suami pindah tugas di Kota Pudak ini. Seperti biasa, ketika ada warga yang baru pindah maka tetangga-tetangga pun silaturahmi ke rumahnya. Termasuk aku dong... Kami pun saling memperkenalkan diri hingga kami pun ngobrol ngalor ngidul.

Di tengah kami asyik ngobrol, tiba-tiba terdengar suara anaknya menangis terbangun dari tidurnya. Ibunya pun buru-buru menuju ke kamarnya setelah meminta ijin dariku. Masih dengan menangis, Caysa nama gadis kecil itu pun digendong menemui kami. Caysa bisa tenang setelah diberi mainan kesayangannya.

Aku sempat heran dan bertanya kepada ibunya tentang kulit anak yang berusia satu setengan tahun ini, yang nampak mlenthing-mlenthing kemerahan dan berisi cairan bening. Kami pun terlibat obrolan yang lumayan lama tentang penyakit yang diderita Caysa. Ibunya pun cerita panjang lebar.

20 April 2018

SAYA PEREMPUAN ANTI KORUPSI

http://renidwiastuti.com/2018/04/saya-perempuan-anti-korupsi.html

Korupsi ibarat penyakit menular yang menjalar pelan namun mematikan. Menciptakan kerusakan yang sangat luas di masyarakat. Korupsi merusak demokrasi dan supremasi hokum, mendorong pelanggaran terhadap hak asasi manusia, mendistorsi perekonomian, menurunkan kualitas kehidupan dn memungkinkan organisasi criminal, terorisme, dan berbagai ancaman terhadap keamanan untuk berkembang.”               (Kofi A. Annan)
11 April 2018

SUKSES MELEWATI LIMA TAHAP DALAM PERNIKAHAN

vebma.com

Ketika sepasang pengantin mengucapkan ijab-qabul itu artinya kedua belah pihak sudah menguatkan hati untuk mengikat perjanjian yang sangat berat (mitsaqan-ghalizhan). Saat itulah suami istri harus saling mengetahui dan memahami apa kewajiban dan hak masing-masing pasangan.
Sungguh itu tak semudah diucapkan atau dituliskan. Perlu perjuangan yang sangat panjang dan berliku yang terpampang nyata di hadapan. Pernikahan tidak cukup dibiarkan berjalan apa adanya, tapi harus dimanage.
24 Maret 2018

LAUNCHING ALBUM PERDANA SEKOLAH AL UMMAH GRESIK



http://renidwiastuti.com/2018/03/launching-album-perdana-sekolah-al.html

Hayoo...siapa yang anaknya sudah hapal dengan lagu Jaran Goyang, Bojo Galak atau Sayang? Secara lagu-lagu itu sering banget terdengar dimana-mana. 

Wuiiihhh... Bangga nggak sih kalau anak-anak sudah hapal lagu-lagu orang dewasa? Kalau saya sih ENGGAK!!! (Capslock dan tanda seru tiga biji), nggak tahu kalo Mas Anang Anda?

Ada juga lho orangtua yang bangga bila anaknya hapal di luar kepala menyanyikan lagu-lagu dewasa lengkap titik komanya, apalagi kalau anaknya bisa lolos seleksi ajang olah vokal yang di televisi.
Tanpa mereka sadari justru “kepintaran” anak-anak menyanyikan lagu-lagu dewasa justru akan menghilangkan keceriaan masa bocahnya, dia akan dikarbit untuk menjadi “lebih cepat dewasa”, bahkan dipaksa untuk menjadi pribadi yang lain (saat harus tampil menggunakan “kostum” dewasa sesuai lagunya).
11 Desember 2017

PET CARE DAY AT AL UMMAH SWEET SCHOOL



Satu bulan sebelumnya saat sosialisasi tema kepada para wali murid, ustadzah menyampaikan bahwa di akhir tema “Hewan Peliharaan” akan ada perayaan tema dimana anak-anak diminta membawa hewan peliharaannya ke sekolah. Aku pun mengajak diskusi Athiyah tentang hewan apa yang akan dibawanya nanti. 
20 November 2017

PILIHAN TAS ANAK SEKOLAH PEREMPUAN TK

Pada dasarnya tas berfungsi untuk menyimpan berbagai benda saat berpergian. Bagi seorang pelajar, kebutuhan akan tas disesuaikan dengan jenjang pendidikannya. Nah, bagi orang tua yang memiliki seorang anak, khususnya anak perempuan yang sedang duduk dibangku taman kanak-kanak, dalam memilih tas untuk si buah hati perlu diperhatikan. Sebagai bahan rujukan, berikut telah kami rangkum tips memilih tas anak sekolah perempuan, khusunya anak TK yang sebaiknya Anda perhatikan.
17 November 2017

"AKU NGGAK MAU IBU TUA"

Topik ini hangat di awal-awal Agustus lalu, namun baru sempat menuliskannya sekarang. Hangatnya hanya di rumah kami aja lhoo, nggak hangat di medsos. Emang siapa saaiiiaaahh....
Topik apaan sih?
Lucu-lucu gimana gitu... Lucu tapi banyak hikmah yang bisa dipetik. Eh tapi bisa jadi menurut point of view orang lain ini sesuatu yang nggak lucu lho... Ah, sutralah.

Jadi pada bulan-bulan itu Athiyah sering banget bilang, “Aku nggak mau Ibu tua”.
Yuupp...Athiyah nggak mau ibunya menjadi tua. Doa dari anak nih, biar ibunya awet muda, ehm ehm...
25 Juli 2017

IBU, AKU PINGIN PUNYA ADIK



Beberapa hari ini Athiyah sering bilang kalau pingin punya adik. Heran juga, kenapa tiba-tiba dia sering bilang begitu. Apa karena sering lihat tetangga yang punya bayi ya... Ada dua bayi di dekat rumah, anaknya tetangga maksudnya... tapi aku nggak terlalu menanggapi permintaan Athiyah, kadang aku iya-in sambil lalu, terkadang juga aku “gantung” jawabannya. Namanya juga anak kecil...gitu pikiran dalam benakku. 

Eh suatu sore dia bilang sambil merajuk dan diulang beberapa kali. Mungkin dia merasa ibunya kok nggak perhatiin permintaannya kemarin-kemarin soal keinginannya punya adik.


“Ibu, aku pingin punya adik...” (Aku masih nggak begitu meresponnya)


31 Mei 2017

MENJADI ORANGTUA YANG DIRINDUKAN



Siapa sih yang tidak ingin menjadi orangtua yang dicintai, disayangi dan dirindukan oleh anak-anaknya?
Apakah selama ini kita sudah merasa dirindukan oleh anak-anak kita? Atau justru anak-anak merasa kurang nyaman ketika orangtuanya ada di dekatnya? Apakah anak justru merasa senang bila kita ada di kegiatan di luar rumah sehingga mereka merasa bebas melakukan sesuatu di rumah?


Tentu kita harus cari tahu jawabannya...

Mungkin untuk orangtua yang anaknya masih balita, justru anak-anak tidak mau jauh dari pelukan orangtua. Tapi ketika anak-anak sudah menginjak usia remaja apakah mereka masih ingin selalu ada di dekat orangtuanya, atau justru merasa nyaman bila jauh dari pengawasan orangtua.

04 April 2017

PENTINGNYA DUKUNGAN AYAH BUNDA DAN DANCOW ADVANCED EXCELNUTRI+ UNTUK EKSPLORASI SI KECIL



Menurut Elizabeth B. Hurlock, seorang psikolog perkembangan mengatakan bahwa anak usia 1-5 tahun mengalami pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat. Mereka mulai bisa berjalan dan melakukan aktivitas sendiri. Usia tersebut juga merupakan usia bermain, bereksplorasi dan bertanya.

Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari aktivitas eksplorasi si kecil, antara lain membantu anak mengenal hal-hal baru, berinteraksi dengan hal-hal baru, mendukung ketrampilan sensorik motoriknya, mendukung ketrampilan berkomunikasi, dapat mengetahui perkembangan sosial-emosionalnya, kemandirian, kemampuan kognitif anak dan juga melatih kreatifitasnya.

03 April 2017

MINUM STIMUNO SETIAP HARI, UNTUK SISTEM IMUN YANG LEBIH BAIK




Dalam cuaca yang tidak menentu seperti ini, tubuh akan sangat rentan terpapar oleh virus maupun bakteri penyebab penyakit. Tak peduli orang dewasa maupun anak-anak. Pasti kebayang deh bagaimana sedih dan rempongnya kalau anak lagi sakit, apalagi bagi kami orangtua yang dua-duanya bekerja, nggak ada ART... Tuh kan...? Kebayang pula bagaimana rewel dan nggak nyamannya si kecil ketika sakit. Jadi tidak hanya orang dewasa saja yang gak boleh sakit, anak-anak pun gak boleh sakit. 

09 November 2016

KALAU MARAH, IBU NGGAK MASUK SURGA LHO...



Siapa sih yang tidak ingin menjadi orangtua yang dicintai, disayangi dan dirindukan oleh anak-anaknya?
Apakah selama ini kita sudah merasa dirindukan oleh anak-anak kita? Atau justru anak-anak merasa kurang nyaman ketika orangtuanya ada di dekatnya? Apakah anak justru merasa senang bila kita ada di kegiatan di luar rumah sehingga mereka merasa bebas melakukan sesuatu di rumah?

Tentu kita harus cari tahu jawabannya...
Mungkin untuk orangtua yang anaknya masih balita, justru anak-anak tidak mau jauh dari pelukan orangtua. Tapi ketika anak-anak sudah menginjak usia remaja apakah mereka masih ingin selalu ada di dekat orangtuanya, atau justru merasa nyaman bila jauh dari pengawasan orangtua.

Perlu effort yang tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan bukan?
Untuk itu marilah kita terus dan terus belajar menjadi orangtua.
Tema itulah yang diangkat dalam TALKSHOW PARENTING NASIONAL 2017 yang diselenggarakan oleh Komite Sekolah Al Ummah Gresik. Bertempat di Graha Sarana PT. Petrokimia pada hari Sabtu, 8 April 2017. Acara dihadiri oleh sebagian besar wali murud dari Sekolah Al Ummah, guru-guru PG/TK serta para orangtua yang concern terhadap pengasuhan putra putri mereka.

Talkshow ini menghadirkan Ustadz Bendri Jaisyurrahman seorang muballigh, Konselor Anak, Keluarga dan Pernikahan, serta pendiri Aliansi Cinta Keluarga Indonesia.

Well... inilah beberapa rangkuman yang bisa saya tulis dari acara tersebut, semoga bermanfaat bagi diri saya sendiri dan siapapun yang berkenan membacanya.

Merupakan hal yang tidak mengherankan jika saat ini sebagian anak-anak justru lebih betah berlama-lama berada di luar rumah. Mereka lebih asyik nongkrong di cafe, mall, play station, warnet bahkan di warung kopi. Tak sedikit dari mereka yang pulang larut malam bahkan ada yang terlibat dalam tawuran.
Atau sebagian anak-anak ada di dalam rumah tapi bersikap menjadi antisosial, sibuk dengan gadgetnya dan jarang berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain padahal mereka berada dalam satu rumah. 

Pertanyaan besarnya adalah: DIMANA ORANGTUA MEREKA?

Hal-hal seperti itulah yang seyogyanya membawa kita untuk mengevaluasi diri apakah selama ini kita justru menjadi orangtua yang “dijauhi” oleh anak-anak kita sendiri.
Tidak sedikit orangtua yang merasa dirindukan oleh anak-anaknya, atau merasa ke GR-an sudah menjadi orangtua terbaik bagi anak-anaknya. Pernahkah sebagai orangtua bertanya kepada anak-anaknya misalnya, “Nak, menurutmu mama/papa itu orangnya gimana?”
Apakah anak akan menjawab, “Mama bawel, cerewet... Papa sukanya marah-marah melulu...”
Nah lho kann...

Pernah aku tanyakan hal serupa kepada si sulungku, eh jawabannya, “Ibu pelit, masak kalau anaknya minta sesuatu nggak dibelikan” atau “Masak aku disuruh belajar terus, kan pusing... Coba Ibu sendiri yang jadi aku...”
Nah berbekal jawaban itu kita bisa memberikan perhatian lebih ke anak serta menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan jawabannya, tapi bukan untuk membela dirinya yaa...

Untuk si bungsu sering aku tanya, “Dik, kalau ibu marah, adik suka nggak?”
Jawabannya, “Aku nggak suka Ibu marah, aku nggak mau sama Ibu!!!" atau "Ibu nakal kalo marah"...Dengan ekspresi ketus dan apa adanya dia menjawab, padahal saat itu aku dalam kondisi tidak sedang marah.
Bisalah dicoba untuk pertanyaan-pertanyaan lain dan mungkin kita akan tercengang dibuatnya.


Dalam mendidik dan mengasuh anak sudah menjadi kewajiban bagi kedua orangtua, baik ayah maupun ibu. Namun seringkali di masyarakat kita masih saja ada yang beranggapan bahwa ayah bertugas mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga sementara ibu bertugas mendidik dan mengasuh anak.

Pandangan tersebut ternyata perlu dikoreksi. Al Qur,an sudah memberikan panduan bagaimana menjadi orangtua hebat. Kalau berbicara tentang peran orangtua dalam Al Qur’an dialog yang terjadi antara anak dan orangtua justru yang paling banyak disebut adalah peran ayah dibanding peran ibu.

Ketika bicara tentang anak, ada 14 dialog antara ayah dan anak mulai dialog Nabi Ibrahim as – Ismail as, Ya’kub as- Yusuf as, Syaikh Madyan - anak perempuannya, Daud as – Sulaiman as,Ibrahim as dengan ayahnya, Ya’kub as dengan anaknya serta dialog Lukman dengan anaknya. Sementara dialog antara ibu dengan anak hanya ada 2 saja yaitu dialog antara Maryam dengan janinnya dan dialog antara Ibu Musa dengan anak perempuannya.

MISI ORANGTUA : MENGIKAT HATI ANAK
Ibu lebih banyak berperan sebagai “al wadud/al mawaddah” yaitu kecenderungan anak untuk ingin selalu menempel karena kasih sayang yang kuat. Inilah ibu yang sedang menjalankan fungsi pengasuhan yang biasa disebut sebagai fase emosional bonding. Ciri anak yang terikat dengan orangtuanya, merindukan kehadiran orangtua sehingga mereka akan banyak tergantung dengan orangtua. Ikatan emosi/batin seperti ini akan sangat berpengaruh bagi anak di masa depannya ketika ia menjalani masa-masa sulit meskipun orangtua tidak berada di sisinya. Dan yang harus diingat bahwa orangtua tidak mungkin selamanya akan mendampingi anak-anaknya. Anak juga lebih mandiri, melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi serta menggapai cita-citanya. Nah emotional bounding yang kuat inilah yang berperan sebagai pengarah.

Sebaliknya, ketika anak tidak mempunyai emosional bonding yang baik dengan orangtuanya maka dia akan tidak mudah percaya pada orangtuanya dan lebih suka mendengar apa yang dikatakan oleh temannya, meskipun itu tidak baik baginya. Nah, disinilah saat pengaruh buruk dari luar masuk dengan mudah.
 
Makanya pada fase usia 0 – 2 tahun merupakan fase pengikatan (fase emosional bonding). Dalam Al Qur’an sangat jelas bahwa Allah memerintahkan seorang ibu untuk menyusui anaknya dengan ASI. Bukan hanya ASI yang diberikan tapi yang tidak kalah pentingnya adalah belaian yang dibutuhkan oleh sang anak. Tentu tidak hanya ibu saja yang berperan. Sang ayah pun juga harus turut menjadi aktor utama dalam keterlibatan pengasuhan anak.
Bila ada pengasuh lain babysitter atau ART misalnya, maka orangtua harus tetap mengupayakan agar orangtua tetap menjadi tokoh utama. Ini bertujuan agar ikatan yang terjalin bukan dengan babbysitter atau ART tapi tetap pada orangtuanya.

Dalam fase 0 – 2 tahun ini orangtua harus mengerahkan segala energinya baik suara, bahasa tubuh dan ekspresi muka agar terekam kuat dalam memori si anak sehingga akan memunculkan ikatan hati. Pendengaran, penglihatan dan hati harus dipenuhi haknya. Anak harus sering mendengar suara orangtuanya, anak harus sering melihat wajah orangtuanya dan anak harus merasakan bahwa dia mendapatkan kasih sayang penuh dari orangtuanya.

SINDROME "MOMMY IS MY ENEMY"
Ini merupakan kecenderungan anak yang bermusuhan dengan ibunya di usia ABG. Mereka cenderung bicara kasar dan tidak sopan pada ibunya. Ustadz Bendri mencontohkan sebuah kasus gadis X yang berperilaku sangat kasar pada ibunya, kata-kata kotor selalu diumpatkan pada ibunya. Gadis X pernah bercerita pada ustadz Bendri (cerita ini tidak bermaksud untuk mendiskreditkan para working mom) bahwa sejak usia satu tahun ia minum ASI perah karena ibunya sering ada tugas ke luar negeri. Ibunya berpesan pada ART di rumah itu agar selalu memberikan ASI (bukan susu formula) kepada anaknya. Tak lupa ia pun berpesan bila stok ASI hampir habis sang ART harus lapor ke sang ibu agar sang ibu bisa memerah ASI-nya dan akan dikirimkan. Sang ibu berprinsip agar anaknya harus mendapatkan ASI full selama dua tahun.

Gadis X bilang bahwa dia memang minum ASI full selama dua tahun tapi diberikan selalu dari botol. “Emangnya gue anak botolan...” itu ungkapan yang keluar dari mulutnya dengan penuh rasa kesal.

Dari peristiwa tersebut dapat digarisbawahi bahwa masih ada para ibu yang salah paham mengenai konsep ASI. Tidak hanya tercukupi ASI ke mulut anak tapi lebih dari itu anak juga butuh tercukupi belaian orangtua. Dengan seringnya tak memberikan ASI langsung dari puting dapat menyebabkan anak sehat fisiknya namun jiwanya kosong. 

Bagaimana jika ibu ada kendala dalam pemberian ASI seperti ibu bekerja, ASI kering (tidak mau keluar), si ibu sedang hamil lagi atau karena alasan medis sehingga tidak disarankan menyusui maka si anak baduta (bawah dua tahun) harus tetap sering ditempelkan pada puting sang ibu walau tiak nenen (menyusu). Hal ini bertujuan agar anak tercukupi belaian atau sentuhan sang ibu.

BUAH DARI ORANGTUA YANG DIRINDUKAN
Ketika anak-anak sudah memiliki ikatan emosional yang kuat dengan orangtuanya maka inilah hasilnya: 

  1. Anak berusaha taat meski beda keinginan.
  2. Anak tetap hormat meski dimarahi.
  3. Anak tidak menyimpan rahasia kepada orangtuanya.
  4. Orangtua dijadikan rujukan dalam nilai dan prinsip.
  5. Anak tidak betah keluyuran di luar.
  6. Orangtua dijadikan referensi dalam mencari jodoh
  PENTINGNYA KEDEKATAN AYAH DENGAN ANAK PEREMPUANNYA
Di Indonesia angka perceraian sudah sangat tinggi. 70 persen istri yang menggugat cerai suami. Kenapa? Setelah ditelisik lebih dalam ternyata hal ini lebih disebabkan oleh tidak adanya atau tipisnya emosional bonding antara ayah dengan anak perempuannya. Anak perempuan yang dekat dengan ayahnya berpengaruh terhadap 2 hal, yaitu :
  1. Tidak mudah jatuh cinta kepada sembarang lelaki saat ABG.
  2. Tidak mudah menggugat cerai suami jika sedang berkonflik. Saat berkonflik dengan sang suami dia akan curhat ke ayahnya bukan ke laki-laki lain. inilah pentingnya father bonding
Bagaimana jika terlambat melakukan emotional bonding di usia 0-2 tahun?
Tidak ada kata terlambat.
Emosional bonding masih bisa diciptakan.
Caranya dengan "peka membaca"  goldent moment. Apa itu GOLDEN MOMENT? yaitu suatu keadaan dimana anak benar-benar memerlukan kehadiran kita sebagai orangtua. ini bisa terjadi tanpa sengaja tapi bisa juga direkayasa.

Contohnya dikala anak sedang sedih dan membutuhkan kita atau pada saat anak menunjukkan prestasinya. hadirlah dengan sepenuh jiwa raga pada saat-saat itu. Jangan hanya hadir secara fisik saja.
Ketika anak sedang sedih, jadilah tempat curhatnya, jangan biarkan orang lain merebut posisi itu. Ketika anak sedang sdih sementara orangtua tidak peka maka hatinya akan semakin rapuh. Dia semakin tidak percaya pada orangtuanya dan akan mencari sosok lain yang bisa mendengarkan dia. Akan semakin berbahaya bila yang dijadikan sosok curahan hatinya adalah sosok yang tidak tepat.

Begitu juga ketika anak menunjukkan prestasinya. Misalnya ketika dia tampil dalam pentas sekolahnya seperti menyanyi, baca puisi, menari atau bahkan hanya sebagai pemeran figuran dalam drama sekolah. Meskipun kesannya remeh dan biasa tapi ini sangat penting bagi kebanggaan dirinya di hadapan orangtuanya. Berikanlah tepuk tangan yang tulus dan penuh rasa bangga pada anak. Jangan sampai tidak hadir pada acara-acara penting bagi anak demi terciptanya emosional bonding.

Ketika emosional bonding sudah terwujud dengan kuat maka sesungguhnya kita telah mendampingi anak-anak kita tercinta meski kita telah tiada.


21 Oktober 2016

SABUT SPONS SCOTCH-BRITE PILIHAN IBU CERDAS



Anak kami yang sulung kini usianya sudah hampir 12 tahun. Dia sudah kelas 6 SD. Anak seusia anak kami itu sudah seharusnya diberikan tanggung jawab yang berupa tugas-tugas tertentu dalam rumah. Yaa...mereka harus belajar membantu orangtua mengerjakan pekerjaan rumah.


Namun sebagian orangtua justru berpikir bahwa dengan memberikan pekerjaan rumah pada anak-anak malah bikin runyam saja. Belum lagi saat nyuruh mereka tidak cukup dengan sekali atau dua kali perintah. Akibatnya si ibu nih makin merasa bawel di mata anaknya.


07 Oktober 2016

PEREMPUAN DAN GENDER



Selama ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami dengan benar perbedaan konsep seks/jenis kelamin dan gender. Bahkan penggunaan kata “KODRAT” pun masih sering salah dipahami. Seperti misalnya: memasak, mencuci baju, menyapu rumah, mengasuh anak itu adalah kodrat bagi wanita. Dengan pemahaman seperti itu akan semakin memperdalam jurang pembagian tugas domestik antara suami dan istri. Padahal tugas-tugas domestik tersebut seharusnya bisa dilakukan secara bersama-sama saling bahu membahu antara suami dan istri.
21 September 2016

MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN ANAK



Dari data Kemenag RI tahun 2013 diperoleh data bahwa angka perceraian di Indonesia sangat mencengangkan sekaligus memilukan, yaitu terjadinya 350.000 kasus perceraian. Itu artinya dalam satu hari rata-rata terjadi hampir 1000 kasus perceraian, atau dalam satu jam hakim mengetok palu untuk 40 kasus perceraian. 

Dengan angka yang fantastis itu memposisikan Indonesia pada ranking pertama se Asia Pasifik dalam hal tingginya perceraian. Ironis memang, di negara dengan mayoritas muslim terbesar justru tinggi pula angka perceraian.
29 Juli 2016

NANO-NANO DI #HARI PERTAMA SEKOLAH ATHIYAH


Bagaikan permen Nano-Nano, manis...asem...asin...ramai rasanya...
Begitu pula pengalaman di #Hari Pertama Sekolah bagi Athiyah yang padabulan Juli tahun ini tepat berusia tiga tahun. Yap... Athiyah mulai masuk di kelompok bermain tepatnya di KBIT Al Ummah Gresik.

PERSIAPAN SEBELUM MASUK SEKOLAH
Beruntunglah kami karena lokasi sekolah yang kami pilih begitu dekat dengan rumah kami. Jauh-jauh hari sebelum kami mendaftarkan Athiyah di sekolah ini, seringkali kami ajak bermain-main di halaman sekolahnya tiap sore. Bahkan, Athiyah sendiri yang sering minta bermain ke sekolah saat sore hari. Kebetulan di sore hari ramai juga dengan anak-anak yang sedang belajar mengaji di Islamic Centre yang masih satu lokasi dengan sekolah. 

19 April 2016

AYOOO... BELAJAR MENULIS BERSAMA BOCI



Anak batita belajar menulis? Ah yang bener aja, masak anak usia prasekolah harus belajar menulis?
Ehmm...jangan parno dulu lah.... Baca dulu ceritaku yang ini..
Sejak usia 1 tahun Athiyah suka sekali pegang-pegang alat tulis baik itu pensil, pulpen atau spidol. Mungkin karena sering lihat orang rumah nulis kali lalu dia ikut-ikutan. Ia pun senang corat coret di atas kertas. Saya sih justru senang kalau ada anak kecil yang sudah mau atau suka dengan kegiatan-kegiatan positif seperti itu, siapa tahu nantinya dia bisa jadi penulis jempolan...eh tunggu dulu, apa hubungannya coba...?
Aktivitas “menulis” Athiyah pun berlanjut terus sampai sekarang. Dia pun keasyikan corat-coret di white board, di kertas, di buku ceritanya (aduuh...) dan kalau kecolongan di buku kakaknya juga. Tapi alhamdulillah , dia nggak suka corat-coret di tembok. Pernah sih mau corat-coret tembok tapi langsung kami beritahu dan kami beri pengertian bahwa untuk menulis lebih baik di kertas. Kami pun memberinya kertas untuk aksi “menulis”nya. Biasanya aku pakai kertas bekas yang baliknya masih kosong. Biasanya kertas-kertas bekas itu aku kumpulin untuk kegiatan corat-coretnya Athiyah dan juga untuk belajar menghitungnya Kayla. Ketika Athiyah sudah bilang, “Bu, adik mau tulis” tak akan kusia-siakanlah saat-saat itu. Biasanya langsung aku beri kertas bekas dan spidol atau pulpen. Atau terkadang dia juga minta “menulis” di papan white board.
Belajar menulis Athiyah dari usia 10 bulan s.d 1 tahun bisa dilihat disini
Athiyah belajar menulis
Asalkan anak senang dan tak merasa tertekan apalagi punya kemauan sendiri, maka saat itulah waktu yang tepat bagi anak untuk belajar. Masih ingatkan bahwa belajar akan jauh lebih efektif bila dalam keadaan fun... Meski “cuma” corat-coret tapi itu merupakan bagian penting lho dari perkembangan motorik halusnya. So, anak harus diberi reward setiap kali selesai corat-coretnya dan yang tak kalah pentingnya tunjukkan minat kita pada aktivitasnya, salah satunya dengan bertanya tentang hal apa saja terkait dengan aktivitasnya itu.

Nah kegiatan belajar menulis Athiyah semakin bertambah seru dan terarah saat aku men-download aplikasi game edukasi “Belajar Menulis Bersama Boci” atau Boci Trace Alphabet. Ini merupakan salah satu aplikasi dari seri aplikasi edukasi yang diperuntukkan bagi anak usia 2-6 tahun yang dikembangkan oleh Rolling Glory (baca di http://rollingglory.com/).

Dalam aplikasi ini anak diajak untuk “menulis” alphabet dengan baik dan benar menggunakan mainan favoritnya. Dengan memainkan aplikasi ini anak juga dilatih motorik halusnya. Jadi begitu ditekan tombol PLAY, anak akan diminta memilih kendaraan favoritnya, ada kereta api, kapal dan pesawat. Kalau Athiyah sih semua kendaraan dicoba dengan bergantian. “Jalur alphabet” yang dilalui oleh kendaraan itu juga berbeda-beda sesuai dengan pilihan kendaraannya, misalnya kalau anak memilih kereta api maka jalur alphabetnya berupa rel.
Bagaimana bisa dengan aplikasi ini anak dapat belajar menulis huruf dengan cara yang benar? Ya iyalah, soalnya anak harus mengikuti step-step menulis huruf dengan benar, karena jika anak tidak mengikuti jalur kendaraan maka secara otomatis kendaraannya nggak akan mau jalan. Contoh jelasnya gini, misal saat kendaraannya melalui jalur huruf O. Dalam menulis huruf O anak diajari untuk menggerakkan jarinya dari atas (tempat parkirnya kendaraan) lalu ke kiri bawah, memutar ke kanan lalu kembali ke atas menuju tempat parkir semula. Jika anak menjalankan kendaraan dari atas ke kanan bawah maka kendaraan tidak akan bisa jalan. Beberapa kali Athiyah juga mengalami hal yang sama, katanya, “Lho Bu, kapalnya kok nggak bisa jalan?” Nah disinilah peran kita sebagai orangtua untuk mendampingi dan membantu memberikan penjelasan pada anak secara tidak menggurui. Aku pun menjawab, “Oh iya ya nggak bisa jalan. Ayo dicoba jalan ke arah kiri, kira-kira bisa enggak ya...? Dan dia pun mencoba ke arah yang saya tunjukkan tadi daaaan... “Iya, kapalnya bisa jalan lagi...” Awal-awalnya masih ada beberapa huruf yang kurang tepat cara menulisnya, tapi sekarang Athiyah sudah tahu kemana dia harus menggerakkan jarinya di semua huruf. So, dia belajar “menulis” huruf alphabet dengan benar kan...

Tidak hanya itu saja, awalnya Athiyah masih kesulitan menggerakkan jarinya untuk huruf-huruf yang bentuknya ada lengkungannya seperti huruf C, D, G, O, Q, S, maklumlah motorik halus anak seusia 2, 9 bulan kan memang masih sulit untuk hal itu, namun setelah aku amati dia bermain aplikasi ini selama seminggu ini Athiyah semakin lancar dan jarinya makin lemas mengikuti bentuk-bentuk huruf tersebut dan tidak pernah minta bantuan lagi untuk memegang tangannya.
Athiyah lagi asyik belajar menulis bersama Boci
Athiyah juga mulai mengenal huruf kapital dan huruf kecil, karena memang dalam aplikasi ini, anak langsung diperkenalkan huruf kapital dan huruf kecil. Sering Athiyah setelah menyelesaikan tugas trace alphabetnya dia bilang, “ini a kecil...atau ini s kecil...” menirukan aku yang pernah bilang begitu sebelumnya. Lumayankan, ibaratnya sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. 

Selain itu, aplikasi Belajar Menulis Bersama Boci ini juga selalu memberi reward kepada anak setiap kali anak bisa menyelesaikan trace 5 pasangan huruf kapital dan huruf kecil. Wah, Athiyah senang sekali kalau sudah mendengar reward ini. Dia langsung teriak dengan gembira, “Yeeaayy, adik bisa... adik bisa...” atau “Yeeaay, adik pintel...adik pinteell...” atau “Adik menaaanngg...”. Reward ini sangat penting untuk memotivasi anak agar semakin semangat belajarnya.
sepupunya pun tertarik ikutan bermain menulis bersama Boci
Namun masih ada yang disayangkan nih dari aplikasi mini games ini, yaitu dengan munculnya iklan yang tiba-tiba nongol tanpa permisi dulu...eh emang gimana iklan mau permisi xixixi... ini pasti mengganggu konsentrasi anak saat itu. Athiyah langsung bilang, “Bu, ini kok gini...?” Setelah beberapa kali aku beri tahu untuk menekan tanda silang yang ada di pojok kanan atas untuk menghilangkannya, kini Athiyah sudah mulai mengerti cara menghilangkan iklan tersebut. Apa karena aplikasinya masih free ya sehingga ada iklannya? Semoga ke depannya iklan-iklannya nggak muncul lagi yaa... agar anak semakin asyik dan konsen saat belajar.
Nah, dari cerita saya di atas, kalau para ayah bunda tertarik dengan aplikasi mini games educational tersebut untuk putra-putrinya di rumah, atau untuk para bunda PAUD dan TK yang ingin menambahkan media belajar untuk anak didiknya bisa mendownload aplikasinya.

Untuk Android download aplikasi Belajar Menulis Bersama Boci bisa disini
Cara downloadnya seperti ini: 




Aplikasi lain dari Petualangan Boci bisa dilihat di websitenya http://www.petualanganboci.com/ yaitu:
Boci Play : Warna, Boci Play:Berhitung, Boci Play:Tebak Warna, Boci Play:Warna Ajaib, Boci Play:Petak Umpet, Boci Play:Musik dan Menari, Boci Play: Bermain Titik, dan Taman Bermain Boci Pasar Malam.

Ayookk anak-anak Indonesia...selamat bersenang-senang bersama Boci....